100 Things I Love About You: A Journal

100 Things I Love About You: A Journal

B. Indonesia ringkaslah cerita berikut!!

Rango tersesat di gurun. Dia lelah. Dia kepanasan. Dia butuh air.
KOSONG!
Rango berjalan dan terus berjalan. Akhirnya, dia tiba di sebuah kota bernama Dirt. Kota ini adalah kota para koboi. Ranggo pun mencoba meniru gaya koboi. Rango memasuki sebuah kedai minum. Semua orang menoleh kepadanya. Mereka tak suka kehadiran orang asing. "Dari mana asalmu?" tanya seekor tikus bernama Spoons. Rango menjawab, "Aku tidak berasal dari sekitar sini. Aku dari Barat. Barat nun Jauh. "Siapa kau?" tanya Spoons. "Namaku Rango," sahutnya. Elbows si Kucing punya pertanyaan, "Kaukah yang membunuh Jenkins bersaudara?" "Tepat," sahut Rango. Semua terpana. Rango sadar dirinya telah berbohong. Namun, dia ingin berbaur dengan mereka. Tak lama kemudian, pintu terbuka dengan keras. Bad Bill dan anak buahnya datang. Semua takut pada mereka. Mereka sangat bengis. Mereka menjijikkan. Mereka juga BURUK RUPA! Bad Bill melihat ada orang baru di kedai. "Itu Rango," kata Spoons. "Dia tak takut padamu." "Benarkah?" tanya Bad Bill. Rango menelan ludah. Keadaan tidak baik. Bahkan, makin buruk. Bad Bill menantang Rango untuk bertarung. Bad Bill dan anak buahnya berdiri di salah satu ujung Main Street. Rango berdiri di ujung yang lain. Dia sangat gugup. Rango berharap Bad Bill berubah pikiran. Rango berusaha tetap tenang. la ingin menjadi tangguh. "Nah, dengar. Aku beri kalian kesempatan terakhir untuk mempertimbangkan lagi," ujarnya.Tiba-tiba, seekor elang besar dan menyeramkan terbang mendekat. Akan tetapi, Rango tidak menyadarinya. Bad Bill tampak ketakutan. Dia pun kabur. "Nah, apa kubilang!" kata Rango. "Dengar," serunya. "Rango" telah tiba. Keadaan akan segera berubah.Rango berpaling.Elang besar dan menakutkan itu menatapnya tajam.Mata Rango membelalak.Dia pun lari. Rango masuk ke sebuah bilik.Dia menutup pintu dengan keras.Akan tetapi, itu tidak menghentikan si Elang. Si Elang mencabik-cabik bilik itu dengan cakarnya. Rango ketakutan dan berlari lagi. Si Elang mengejarnya. Warga kota mengira Rango-lah yang mengejar elang itu. Mereka bersorak mengelu-elukan Rango. Burung yang murka itu mengepakkan sayap. Dia mendekat dan makin mendekati Rango. Rango berpegangan pada menara air. BRAAAKK! Menara air itu roboh. Menara air itu jatuh tepat menimpa si Elang. Warga kota keluar dari persembunyian. Mereka melihat elang itu. "Tidak bisa dipercaya," kata mereka. Semua bergembira."Sudah saatnya kita memiliki pahlawan," kata seekor katak bernama Waffles. "Mari bersorak untuk Rango!" kata Elbows.
WAAAAHOO! YEEE-HAAA!
Semua warga bersorak.n"Kurasa sekarang saatnya dia bertemu Walikota," usul Buford si Katak Betung. Walikota sebenarnya punya rencana jahat. Namun, dia tetap menyambut Rango. "Kurasa kota ini memiliki masa depan yang cerah," dustanya. "Kuharap kau menjadi bagian dari itu." Walikota membuka kotak berisi bintang sheriff. Dia mengambil sebuah bintang. Lalu, dia meletakkannya di atas kotak. "Ambillah, Rango," kata Walikota. "Takdir menantimu." Rango memasang bintang sheriff itu di dada. Kini, dia adalah sheriff baru di kota itu. Akhirnya, dia menjadi pahlawan!​